Foto: Azam Putra Lewokeda |
Tiga penulis muda berbakat yang juga
pengurus Asosiasi Guru Penulis Indonesia (AGUPENA) Cabang Flores Timur
bertandang di MTsN Witihama dalam rangka bersinergi menggelar Workshop
Jurnalistik Madrasah mengawali kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru
(MOPDB) Kamis 13/07/2017. Ketiga penulis masing-masing Maksimus Masan Kian
(Ketua Agupena Flotim), Muhammad Sholeh Kadir (Sekretaris Bidang Publikasi),
dan Asya’ri Hidayah Hanafi (Koordinator Agupena Kecamatan Adonara Tengah).
Semenjak kedatangan di madrasah disambut
begitu hangat oleh kepala madrasah Hasan Sanga Pure di ruang kerjanya. Setelah
bercerita sejenak, ketiga penulis diajak menuju Aula mini tempat berlangsungnya
acara.
Usai acara pembukaan, Maksimus Masan Kian
didaulat oleh moderator Muhammad Kamil Jamil sebagai pembicara pertama, dengan
materi motivasi menulis.
Menurut Maksi menulis itu tidak sulit, dan
menulis itu mudah bagi mereka yang mau menulis, jadi ada syarat-syarat menjadi
penulis adalah kemauan, kemampuan internal untuk memotivasi diri sendiri,
memiliki pengetahuan tentang menulis, dan kemampuan membahasakan apa yang
diungkapkan dalam format penulisan.
Kesempatan kedua materi terkait
Jurnalistik Madrasah oleh Muhammad Sholeh Kadir. Dalam penyampaian materi
dengan gaya khas pramuka, Sholeh Kadir yang akrab di sapa Pion Ratuloli
membahas teknik menulis berita secara rinci dan berhasil menuntun peserta
mencoba menulis hingga menghasilkan satu naskah berita sederhana.
Kesempatan terakhir Asy’ari Hidayah Hanafi
pemuda asal desa Wewit yang baru mendirikan sebuah taman bacaan di Adonara
Tengah, berkisah tentang teknik menulis puisi. Dengan gayanya yang melankolis
Ary Tokan sapaan akrabnya mampu menggiring peserta terkagum-kagum ketika
membacakan beberapa puisi indah hasil karyanya yang sudah dibukukan dalam
kumpulan puisi Tapak Tuah yang segera dikonsumsi publik bersama kedua rekannya
Pion dan Amber Kebelen.
Tidak hanya itu, ketiga nara sumber ini
berkolaborasi dan membagi peserta dalam beberapa kelompok untuk membimbing
mereka mencoba menulis berita dan puisi sampai praktek membacakannya bagi
kelompok terbaik didepan peserta sampai penutupan acara .
Suasana
haru dan merasa kehilangan , ketika Pion Ratuloli mengajak seluruh peserta
berpose bersama di lapangan olahraga sekaligus bersalaman tanda perpisahan. (Teks:
Azam Putra Lewokeda)
Foto: Azam Putra Lewokeda |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar